Inti
tradisional HI adalah isu-isu yang berkenaan dengan perkembangan dan perubahan
negara-negara berdaulat dalam konteks sistem negara atau masyarakat negara yang
lebih luas. Sedangkan ada
empat tradisi teoritis penting dalam HI; realisme, liberalisme, masyarakat
internasional, dan EPI. Dalam bab HI sebagai subyek akademi ini akan mengkaji
HI sebagai subyek akademik yang sedang berkembang. Hampir seluruh waktu selama
abad keduapuluh terdapat cara berpikir yang dominan tentang HI dan tantangan
besar terhadap cara berpikir tersebut. Perdebatan dan dialog tersebut merupakan
subjek utama bab ini. Ada banyak teori yang berbeda-beda dalam HI.
Tentunya
pemikiran HI dipengaruhi oleh subjek-subjek akademik lainya, seperti filsafat,
sejarah hukum, sosiologi, atau ekonomi. Pemikiran Hi juga menjawab perkembangan
historis dan kontemporer dalam dunia nyata. Dua perang dunia, perang dingin,
dan perkembangan yang berlarut-larut antara negara utara dan selatan adalah
contoh-contoh masalah dan kejadian dunia nyata yang telah menggerakkan keilmuan
HI di abad keduapuluh.
Ada
tiga perdebatan besar sejak perkembangan HI menjadi subyek akademik di akhir
perang dunia pertama, dan sekarang kita berada diawal tahap keempat. Keempat
perdebatan tersebut adalah :
1. Perdebatan
antara liberalisme utopian dan realisme
2. Pendekatan
tradisional dan behaviourisme
3. Neorealisme
/ Neoliberalisme dan Neomarxisme
4. Perdebatan
antara tradisi yang telah mapan dan alternatif-alternatif kaum pasca
positivisme ( perdebatan sekarang ini ).
Liberalisme Utopian :
Studi Awal HI
Para
pemikir liberal memiliki gagasan bagaimana menghindari bencana besar di masa
depan seperti yang telah terjadi pada saat itu yaitu perang
dunia pertama; yaitu dengan mereformasi sistem
internasional, dan juga mereformasi struktur-struktur
domestik negara-negara
otokratis. Idealisme
Wilsonian dapat diyakini bahwa untuk
mengakhiri perang dan mencapai perdamaian yang permanen mungkin melalui
organisasi internasional yang didesain secara rasional dan cerdas. Sementara
argumen yang dibuat oleh liberal wilson bahwa organisasi internasional yang
dibentuk dapat menjamin perdamaian permanen jelas-jelas mengingatkan pada pemikiran
teoritis liberal klasik HI.
Norman
Angel adalah tokoh kaum idealis yang menyatakan bahwa banyak warga negara masih
yakin bahwa perang memberikan tujuan – tujuan yang menguntungkan, keberhasilan
dalam peperangan merupakan keuntungan bagi para pemenang. Namun kenyataannya perang
dan penggunaan kekuatan
menjadi kurang penting, dan hingga
akhirnya, modernisasi dan interpedensi
menimbulkan suatu proses perubahan dan kemajuan yang mengubah perang dan
penggunaan kekuatan semakin diabaikan.
Hingga selanjutnya titik
tertinggi adalah pada Perjanjian Briand-Kellogg
1928, yang
praktis merupakan kesepakatan internasional untuk menghapus perang dan hanya
pada kasus-kasus
ekstrim dalam mempertahankan diri maka perang dapat dibenarkan. Dengan
demikian pemikiran-pemikiran seperti itu disebut dengan “Liberalisme Utopian”,
yang menunjukkan bahwa argument-argumen liberal ini tidak lebih dari proyeksi
omong belaka. Demokrasi liberal mendapat pukulan keras dengan bermunculannya
kaum fasis dan kediktatoran Nazi di Italia, Jerman dan Spanyol. Otoriterisme juga
berkembang dibanyak Negara eropa tengah dan timur. Semua itu muncul akibat dari
perang dunia pertama dan konferensi perdamaian paris dan dianggap sebagai
Negara-negara demokrasi.itulah mengapa sebabnya usaha Wilson tersebut gagal
diwujudkan.
Liga bangsa-bangsa yang diharapkan mampu menciptakan
perdamaiain didunia ternyata sama sekali tak mempunyai pengaruh apapun terhadap
dunia, malah hal itu diperparah dengan Negara-negara yang memprakarsai
berdirinya LBB seakan-akan mengingkari niat awal berdirinya lembaga dunia
tersebut. Hal itulah yang menambah kekecewaan Wilson terhadap
harapan-harapannya. Tahapan sejarah disiapkan bagi pemahaman hubungsn
internasional yang kurang memenuhi harapan dan lebih pesimistis.
Realisme dan Krisis 20 tahun
Sifat manusia merupakan
dasar hubungan internasional. Manusia mementingkan diri sendiri dan mengejar
kekuasaan, dan itu dapat dengan mudah mengakibatkan agresi. Mengapa hubungan
internasional harus egoistik dan agresif? Einstein dalam bukunya yang berjudul
Freud mengatakan bahwa “pasti ada nafsu manusia untuk membenci dan menghancurkan. Sifat manusia jelas
buruk, itu merupakan titik awal bagi analisis kaum realis.
Realisme klasik Carr dan
Morgenthau menggabungkan pandangan pesimis sifat manusia dengan suatu anggapan
politik kekuasaan di antara negara-negara yang hidup dalam anarki
internasional. Bagi
kaum realis klasik, negara-negara merdeka dalam sistem internasional yang
anarki adalah bentuk permanen hubungan internasional. Banyak kaum liberal
mengakui bahwa realisme adalah petunjuk yang lebih baik bagi HI di tahun 1930an
dan 1940an. Kaum liberal menolak pemikiran kaum realis yang sangat pesimis
bahwa manusia “benar-benar buruk”(Wright 1991:25)
Aliran Behavioralisme
dalam HI
Aliran behavioralisme, tidak
menyediakan tempat bagi moralitas atau etika dalam studi HI, sebab hal itu
melibatkan nilai- nilai, dan nilai- nilai tidak dapat dipelajari secara
objektif, yakni secara ilmiah. Oleh karena itu, behavioralisme mengangkat suatu
pertanyaan mendasar yang terus didiskusikan hingga sekarang: dapat kita
memformulasi hukum ilmiah tentang hubungan internasional.
Kaum
anti behavioralisme menegaskan bahwa para teoritisi masalah-masalah manusia
adalah seorang manusia yang tidak akan pernah dapat memisahkan dirinya seutuhnya
dari hubungan manusia: dia selalu di dalam subjek (Hollis dan Smith 1990;
Jackson 1996b). Tetapi behavioralisme melakukan sesuatu yang lebih abadi
dampaknya hal dalam HI. Hal itu sebagian besar disebabkan oleh displin tersebut
setelah perang dunia kedua oleh para penstudi dari Amerika Serikat yang
mayoritas terbesar mendukung kuantitatif, ambisi ilmiah behavioralisme. Mereka
juga memimpin arah dalam menentukan agenda penelitian yang difokuskan pada
peran dua negara superpower, dalam sistem internasional. Hal itu membuka jalan
bagi formulasi baru baik realisme maupun liberalisme yang sangat dipengaruhi
oleh metodologi – metodologi kaum behavioralisme.
Neoliberalisme:
Institusi-Institusi Dan Interdependensi
Sepanjang
tahun 1950, 1960 dan 1970-an sejumlah besar hubungan internasional hirau dengan
perdagangan dan investasi, perjalanan dan komunikasi, dan isu-isu serupa dalam
hubungan negara demokrasi liberal. Hubungan itu menyediakan dasar kepada kaum
liberal sebagai upaya baru memformulasikan alternatif pemikiran kaum realis
yang akan menghindarkan ekses-ekses utopia dari liberalisme terdahulu. Kaum
realis kemudian menggunakan nama Neoliberalisme bagi pendekatan liberal yang
telah diperbarui tersebut. Kaum neoliberal menerima dan menggunakan ide-ide
kaum liberal lama tentang kemungkinan kemajuan dan perubahan, tetapi kaum
neoliberalisme menolak idealisme. Mereka berusaha membuat teori dan metode baru
yang ilmiah.
Pada
tahun 1950, proses integrasi regional sedang berjalan di Eropa Barat yang
memikat perhatian kaum neoliberal. Dengan integrasi mereka mengacu pada
hubungan internasional. Teori integrasi terdahulu mempelajari bagaimana
aktifitas fungsional batas tertentu ( perdagangan, investasi, dan lain-lain)
menawarkan kerjasama jangka panjang yang saling menguntungkan. Hal tersebut memberikan
dasar bagi Liberalisme sosiologis, yang merupakan aliran neoliberal yang
menekankan dampak dari perluasan aktifitas lintas batas ini. Di tahun1950-an
Karl deutsch dan rekannya berpendapat bahwa aktifitas-aktifitas yang saling
terkait mrmbentuk nilai dan identitas bersama diantara masyarakat di negara
yang berbeda dan membuka jalan bagi hubungan kooperatif, yang damai, yang
membuat perang semakin mahal dan akhirnya tidak mungkin terjadi.
Versi
penting perdamaian demokrasi diajukan oleh Michael Doyle menyatakan bahwa
demokratis didasarkan oleh tiga pilar:
1. Penyelesaian
konflik secara damai antar negara-negara demokratis.
2. Nilai-nilai
bersama di antara negara-negara demokratis merupakan suatu fondasi moral
bersama.
3. Kerjasama
ekonomi antara negara-negara demokrasi.
Neoliberalisme
: Bopolaritas dan Konfrontasi
Dalam
buku Theory of International politics (1979) yang di tulis oleh Kenneth
Waltz, yang mengajukan suatu teori kaum realisnyang sangat berbeda yang di
ilhami oleh ambisi ilmiah behavioralisme teori ini di anggap sebagai
“neorialisme”. Waltz mencatat bahwa sistem internasional adalah anarki atau
tidak ada pemerintahan dunia hal ini di lakukan pada sistem yang pertama
sedangkan pada sistem yang kedua, sistem internasional terdiri dari serupa unit
: setiap negara, besar atau kecil harus menjalankan serangkaian fungsi
pemerintahan yang serupa seperti pertahanan nasional, pengumpulan pajak, dan
peraturan ekonomi.
Sistem internasional yang muncul
setelah Perang Dunia Kedua di dominasi oleh dua superpower Amerika Serikat dan
Uni Soviet yaitu sistem bopolar. Kehancuran Uni Soviet mengakibatkan suatu
sistem yang berbeda dengan beberapa negara berkekuatan besar tetapi dengan
Amerika serikat sebagai kekuatan yang paling dominan dalam sistem tersebut:
yaitu bergerak menuju sistem multi polar, pada tahun 1993 Waltz pernah
mengemukakan “teori perimbangan kekuatan menyababkan seseorang memprediksi
bahwa negara lain akan mencoba menggiring kekuatan Amerika menjadi seimbang”.
Bagi Waltz negara-negara adalah
pencari kekuasaan dan sadar keamanan bukan di sebabkan oleh sifat manusia
tetapi lebih disebabkan karena struktur sistem internasional mendorong mereka
melakukan demikian.
Masyarakat internasional:
aliran inggris
Teoritisi
masyarakat internasional menegaskan kaum realis benar dalam menilai pentingnya
kekuatan dan kepentingan nasional. Tapi jika di tarik ke kesimpulan logisnya,
negara-negara akan selalu di penuhi dengan permainan keras dari power pilitics, dalam anarki tidak akan
ada saling percaya. Di sisi lain jika di tarik ke arah yang ekstrim, ini
berarti semua hubungan antara negara-negara diatur oleh aturan bersama dalam
dunia sempurna yang saling menghargai dan berdasarkan hukum. Pandangan tersebut
menyesatkan, tentu saja ada aturan dan norma bersama yang negara-negara
diharapkan menghargainya sepanjang masa. Tapi aturan ini tidak menjamin harmoni
dan kerjasama internasional. Kekuatan dan perimbangan kekuatan masih sangat penting
dalam masyarakat anarkis.
Teoritisi
masyarakat internasional tidak berupaya membuat dan menguji hipotesa dengan
tujuan membangun hukum-hukum HI yang ilmiah. Mereka tidak menjelaskan HI secara
ilmiah, melainkan mencoba memahami dan menginterpretasikannya. Jadi, Teoritisi masyarakat
internasional mengambil pendekatan filsafat, hukum dan sejarah yang lebih luas
bagi hubungan internasional. HI adalah tentang melihat dan mengeksplorasi
keberadaan semua elemen yang kompleks dan masalah-masalah normatif yang mereka
munculkan pada para pemimpin negara.
Kesimpulannya,
Masyarakat internasional merupakan suatu pendekatan yang menceritakan kita
sesuatu mengenai dunia negara-negara berdaulat dimana baik kekuatan maupun
hukum keduanya hadir. Elemen-elemen penting dalam masyarakat internasional :
Ekonomi Politik
Internasional (EPI)
EPI pada dasarnya membahas tentang
siapa mendapatkan apa dalam sistem ekonomi dan politik internasional.
Perdebatan ketiga mengambil bentuk kritik kaum Neo- Marxis terhadap
perekonomian dunia kapitalis bersama dengan jawaban kaum EPI liberal dan kaum
EPI realis berkenaan dengan hubungan anatara ekonomi dan politik dalam hubungan
internasional.
Neo-Marxis merupakan suatu upaya
untuk menganalisis situasi Dunia ketiga dengan memakai alat-alat analisis yang
pertam kali dikembangkan Karl Marx. Neo-Marxis memperluas analisis tersebut ke
Dunia Ketiga dengan berpendapat bahwa perekonomian kapitalis global yang
dikendalikan oleh negara kapitalis kapitalis kaya dipergunakan untuk
memiskinkan negara- negara miskin.
Aliran
penentang : pendekatan alternatif pada HI
Selalu
saja ada “aliran-aliran penentang” dalam disiplin hubungan internasional : para
filosofis dan penstudi yang menolak pandangan-pandangan yang mapan dan mencoba
menggantikannya dengan alternatif-alternatif. Semakin meningkat jumlah penstudi
HI yang menunjukkan ketidakpuasan dengan pendekatan perang dingin yang dominan dalam
HI : neoralisme Kenneth Waltz. Banyak penstudi HI sekarang mengambil isu yang
dinyatakan waltz bahwa dunia hubungan internasional yang kompleks dapat ditekan
ke dalam sejumlah pernyataan sejumlah pernyataan serupa hukum (law-like)
tentang struktur sistem internasional dan perimbangan kekuatan. Dengan
demikian, mereka memperkuat kritik kaum anti behavioralis yang pertama kali
ditempatkan teoritis masyarakat internasional seperti Hadley Bull (1969).
Isu
dan metodologi baru yang dikemukakan disini memiliki persamaan : mereka
menyadari bahwa tradisi yang mapan dalam HI gagal menguasai perubahan polotok dunia
pasca Perang Dingin. Pendekatan baru ini seharusnya dilihat sebagai
“aliran-aliran baru” yang mencoba menunjukkan arah disiplin akademis HI yang
lebih sesuai dengan hubungan internasional pada permulaan milenium baru.
Singkatnya banyak penstudi berpandapat bahwa perdebatan HI keempat telah
terbuka lebar di tahun 1990-an diantara tradisi-tradisi yang telah mapan disatu
sisi dengan aliran-aliran baru ini di sisi lain.
Teori
yang mana ?
Disebabkan
teori tidak pernah dapat dihindari dalam pemikiran tentang dunia, maka lebih
baik mengeluarkan teori-teori yang sangat penting dalam keterbukaan dan
kemudian menempatkan mereka dalam penelitian lebih jauh. Mungkin teori-teori
tersebut yang paling menarik bagi kita semua adalah seperti permainan yang
paling kita nikmati untuk dilihat atau dimainkan.
Apa
yang akan menjadi kriteria untuk mengetahui yang terbaik? Kita mungkin
memikirkan beberapa kriteria yang relevan, diantaranya :
·
Koherensi
·
Kejelasan eksposisi
·
Tidak jelas
·
Ruang lingkup
·
Mendalam
Kesimpulan
Teori-teori
tradisional yang terdahulu dan teori-teori alternatif merupakan alternatif
alat-alat analitis dan hirauan-hirauan penting Hi kontemporer. Kali telah
melihat bagaimana subjek-subjek tersebut berkembang melalui serangkaian
perdebatan antara berbagai pendekatan teoritis yang berbeda. Kami melihat bahwa
perdebatan=perdebatan ini tidak dijalankan dalam isolasi yang menyenangkan dari
segalanya: mereka dibentuk dan dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa bersejarah,
oleh kareena itu masalah-masalah besar ekonomi dan politik pada saat ini.
Mereka juga dipengaruhi oleh perkembangan metadologis dalam bidang-bidang
keilmuan lain.
Tak
satupun pendekatan teoritis yang benar-benar menang dalam HI saat ini. Tradisi
teoritis utama dan pendekatan-pendekatan alternatif yang telah kami uraikan
semuanya dijalankan secara aktif dalam disiplin tersebut sekarang. Situasi itu
mencerminkan perlunya pendekatan-pendekatan yang berbeda untuk menangkap
aspek-aspek yang berbeda dari kenyataan kontemporer dan sejarah yang sangat
rumit. politik dunia tidak didominasi oleh satu isu atau konflik tunggal;
sebaliknya, ia dibentuk dan dipengaruhi oleh banyak isu dan konflik yang
berbeda. Situasi kaum pluralis dalam keilmuan Hi juga mencerminkan
pilihan-pilihan pribadi dari para penstudi yang berbeda : mereka memilih
teori-teori khusus dengan alasan yang mungkin sama banyaknya dengan nilai-nilai
pribadi dan pandangan dunia yang dimiliki seperti halnya dengan apa yang
terjadi dalam hubungan internasional dan apa yang dibutuhkan untuk memahami
peristiwa-peristiwa dan episode-episode tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar